Kita hidup dalam dunia di mana sejarah bukanlah catatan objektif dari peristiwa yang terjadi, melainkan cerita yang disusun oleh mereka yang berkuasa. Pemenang menulis sejarah, dan yang kalah menjadi iblis yang harus dikutuk sepanjang masa. Kita semua diajari untuk membenci Hitler dan menganggap Nazi sebagai simbol kejahatan mutlak. Tapi siapa yang menulis narasi ini? Amerika dan sekutu-sekutunya. Kita diberitahu bahwa Amerika adalah pahlawan dalam Perang Vietnam, padahal di sana mereka membantai rakyat sipil tanpa ampun. Kita dipaksa mempercayai bahwa Islam adalah musuh dunia setelah peristiwa 9/11, tanpa pernah mempertanyakan bagaimana Amerika sendiri yang bermain dalam skenario tersebut.
Sejarah yang kita baca di buku pelajaran hanyalah hasil editan dari mereka yang menang. Fakta-fakta yang tidak sesuai dengan narasi mereka dihapus atau disamarkan. Pembantaian oleh pasukan sekutu? Tidak disebutkan. Kejahatan perang yang dilakukan oleh Amerika? Dibenarkan dengan alasan "demi kebebasan". Sementara negara yang kalah, tak peduli seberapa benar motifnya, tetaplah akan menjadi penjahat sepanjang masa.
Sebagai contoh nyata, kita tidak pernah mengenal nama Nicola Tesla dalam kurikulum pendidikan sebagai penemu yang wajib diketahui, karena Thomas Edisonlah pemenangnya. Tesla, yang sejatinya lebih jenius, dikubur dalam sejarah dan hanya diakui dalam lingkaran tertentu. Sementara Edison, sang pebisnis licik yang lebih banyak mencuri ide daripada menciptakan sesuatu sendiri, dikenang sebagai pahlawan inovasi.
Sejarah bukan tentang kebenaran, tapi tentang siapa yang memiliki kuasa untuk menulisnya. Begitulah cara dunia bekerja. Mereka yang memiliki kendali atas media, pendidikan, dan politik, bisa membentuk persepsi jutaan manusia. Kebenaran yang sejati? Itu hanya milik mereka yang mau mencari dan mempertanyakannya.
Jadi, mau tetap jadi sapi perah yang dicekoki dongeng pemenang? Atau mulai membuka mata dan melihat bahwa dunia ini penuh dengan kebohongan yang terstruktur?