Translate

Senin, 24 Februari 2025

PHK Massal: Ketika Pekerja Bukan Lagi Aset, Tapi Beban

Saat ini, banyak perusahaan yang gulung tikar, terutama perusahaan Jepang yang selama ini jadi tulang punggung industri di Indonesia. Mereka pergi, entah pindah ke negara lain atau memang berhenti produksi karena dampak pandemi kemarin yang masih terasa. Tapi yang paling kena dampaknya? Bukan pemilik perusahaan. Bukan pejabat. Tapi para pekerja.

PHK massal ini menghantam keras, terutama mereka yang sudah berusia 30 tahun ke atas.
Usia yang seharusnya stabil dalam karier, usia di mana tanggung jawab keluarga semakin besar, justru jadi momok saat mencari kerja baru. Karena di negeri ini, umur di atas 30 bukan lagi aset, tapi dianggap beban.

💼 Lowongan kerja? Ada. Tapi batasan usia tetap ada.
💰 Lapangan kerja? Semakin sempit, sementara biaya hidup terus naik.
🏦 Peluang usaha? Butuh modal, tapi akses perbankan lebih mudah buat yang sudah kaya.

Akhirnya, banyak yang terjebak: mau kerja susah, mau usaha nggak punya modal, mau diam aja nggak mungkin karena ada keluarga yang harus makan.


Solusi: Haruskah Kita Pasrah?

Jelas nggak. Tapi mengandalkan negara? Udah tau sendiri gimana arahnya. Jadi, yang bisa dilakukan?

1️   Skill Harus Adaptif
Kalau industri yang lo geluti tutup, artinya industri itu sudah nggak relevan. Mau nggak mau, lo harus adaptasi. Belajar skill baru, apalagi yang berbasis digital atau jasa yang selalu dibutuhkan. Koding, desain, marketing digital, atau bahkan kerja lepas (freelance).

2️   Jangan Hanya Bergantung pada 1 Pemasukan
Sebelum PHK terjadi, sebisa mungkin punya side job atau investasi kecil-kecilan. Dropshipping, jualan online, jadi agen asuransi, apapun yang bisa kasih pemasukan tambahan. Jangan taruh semua harapan di satu perusahaan aja.

3️   Tekan Pemerintah (Kalau Masih Peduli)
PHK massal bukan sekadar masalah individu, tapi masalah sistem. Pemerintah harus bikin kebijakan yang pro-pekerja, bukan cuma kasih insentif ke investor asing sementara pekerjanya dibuang. Pendidikan vokasi, pelatihan kerja berbasis industri masa depan, dan akses modal usaha harus lebih terbuka.

4️   Komunitas & Solidaritas
Individu susah melawan sistem, tapi kalau bergerak bareng? Bisa jadi kekuatan. Bentuk komunitas pekerja, jaringan usaha kecil, atau bahkan koperasi modern. Jangan biarkan kapitalisme memecah belah kita.


Kesimpulan: Ini Bukan Salah Kita, Tapi Kita yang Harus Cari Jalan Keluar

PHK massal ini bukan karena pekerjanya malas, bukan karena kita nggak kompeten, tapi karena sistem yang nggak peduli. Perusahaan pergi cari tempat yang lebih murah, negara tetap sibuk ngurus kepentingan sendiri.

Tapi menyerah bukan pilihan.
Kalau mereka nggak peduli sama kita, kita yang harus peduli sama diri sendiri.

💥 Bukan cuma bertahan, tapi harus bisa bangkit dan melawan. 💥

 

AKU CINTA RUPIAH: Antara Nasionalisme dan Realitas Menyedihkan

Kita semua ingat lagu masa kecil yang mengajarkan untuk mencintai rupiah, mata uang kebanggaan Indonesia. Namun, apakah cinta saja cukup ket...