Saat ini, banyak perusahaan yang gulung tikar, terutama perusahaan Jepang yang selama ini jadi tulang punggung industri di Indonesia. Mereka pergi, entah pindah ke negara lain atau memang berhenti produksi karena dampak pandemi kemarin yang masih terasa. Tapi yang paling kena dampaknya? Bukan pemilik perusahaan. Bukan pejabat. Tapi para pekerja.
PHK massal ini menghantam keras,
terutama mereka yang sudah berusia 30 tahun ke atas.
Usia yang seharusnya stabil dalam karier, usia di mana tanggung jawab keluarga
semakin besar, justru jadi momok saat mencari kerja baru. Karena di negeri
ini, umur di atas 30 bukan lagi aset, tapi dianggap beban.
💼 Lowongan kerja? Ada. Tapi batasan usia tetap ada.
💰 Lapangan kerja? Semakin sempit, sementara biaya hidup
terus naik.
🏦 Peluang usaha? Butuh modal, tapi akses perbankan lebih
mudah buat yang sudah kaya.
Akhirnya, banyak yang terjebak: mau kerja susah, mau usaha nggak punya modal, mau diam aja nggak mungkin karena ada keluarga yang harus makan.
Solusi: Haruskah Kita Pasrah?
Jelas nggak. Tapi mengandalkan negara? Udah tau sendiri gimana arahnya. Jadi, yang bisa dilakukan?
1️⃣ Skill Harus
Adaptif
Kalau industri yang lo geluti tutup, artinya industri itu sudah nggak
relevan. Mau nggak mau, lo harus adaptasi. Belajar skill baru, apalagi yang
berbasis digital atau jasa yang selalu dibutuhkan. Koding, desain, marketing
digital, atau bahkan kerja lepas (freelance).
2️⃣ Jangan Hanya
Bergantung pada 1 Pemasukan
Sebelum PHK terjadi, sebisa mungkin punya side job atau investasi
kecil-kecilan. Dropshipping, jualan online, jadi agen asuransi, apapun yang
bisa kasih pemasukan tambahan. Jangan taruh semua harapan di satu
perusahaan aja.
3️⃣ Tekan Pemerintah
(Kalau Masih Peduli)
PHK massal bukan sekadar masalah individu, tapi masalah sistem. Pemerintah
harus bikin kebijakan yang pro-pekerja, bukan cuma kasih insentif ke
investor asing sementara pekerjanya dibuang. Pendidikan vokasi, pelatihan
kerja berbasis industri masa depan, dan akses modal usaha harus lebih terbuka.
4️⃣ Komunitas &
Solidaritas
Individu susah melawan sistem, tapi kalau bergerak bareng? Bisa jadi kekuatan. Bentuk
komunitas pekerja, jaringan usaha kecil, atau bahkan koperasi modern.
Jangan biarkan kapitalisme memecah belah kita.
Kesimpulan: Ini Bukan Salah Kita, Tapi Kita yang Harus Cari Jalan Keluar
PHK massal ini bukan karena pekerjanya malas, bukan karena kita nggak kompeten, tapi karena sistem yang nggak peduli. Perusahaan pergi cari tempat yang lebih murah, negara tetap sibuk ngurus kepentingan sendiri.
Tapi menyerah bukan pilihan.
Kalau mereka nggak peduli sama kita, kita yang harus peduli sama diri
sendiri.
💥 Bukan cuma bertahan, tapi harus bisa bangkit dan melawan. 💥